10. Cumi-Cumi Humboldt
Salah satu binatang yang masih dipelajari oleh ilmuwan hingga ketika ini, cumi-cumi Humboldt. Tinggal di kedalaman 200-700 meter di bawah permukaan laut, binatang ini mempunyai badan besar berwarna merah dengan ukuran sekitar 1,8 meter dan mempunyai tangan yang kuat, cumi-cumi Humboldt diberi nama lain The Red Devils. Dengan kedalaman sejauh itu menciptakan para penyelanm tidak sanggup menyelam dan mempelajari cumi-cumi tersebut.
Yang menciptakan binatang tersebut semakin misterius ialah ketika cumi-cumi Humboldt ditemukan terdampar di salah satu pantai di California pada Januari 2005. Sangat asing kalau binatang yang tinggal di maritim yang dalam sanggup muncul di pantai. Para ilmuwan menerka bahwa cumi-cumi Humboldt mengalami gangguan mental yang disebabkan lantaran keracunan makanan. Namun dugaan tersebut masih belum sanggup terbukti.
9. Antelop Saiga
8. Udang
Betapa terkejutnya para warga yang tinggal Coronel, Chile ketika menemukan pantainya telah berubah warna menjadi merah. Warna merah tersebut bukan disebabkan lantaran darah insan melainkan lantaran udang. Terdapat jutaan udang merah yang mati secara misterius dan terdampar di pantai. Para nelayan lokalpun menyalahkan pos tambang kerikil bara yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Mereka berpendapat, panas dari tambang itu meningkatkan suhu air maritim sehingga menciptakan udang menjadi kepanasan dan lalu mati.
7. Domba
Di tahun 2005, banyak gembala di Turki yang kehilangan pekerjaannya lantaran disebabkan oleh 1 hal. Hal tersebut ialah sebanyak 1.500 domba yang mereka gembalakan melompat dari jurang yang tingginya 50 meter. Hal tersebut terjadi lantaran salah satu ekor dari domba pergi ke pinggir jurang dan lalu melompat ke bawah. Kemudian hal tersebut diikuti oleh kawanan domba lain. Beruntungnya ialah tidak semua domba yang melompat mati, hanya 400 ekor yang ditemukan mati. 1.400 ekor yang lainnya selamat lantaran mereka mendarat diatas badan domba yang telah mati.
6. Paus Pilot
Paus Pilot dan paus pembunuh (orca) mempunyai kesamaan lantaran mereka berdua masih termasuk ke dalam keluarga lumba-lumba. Hanya saja paus Pilot mempunyai badan yang sedikit lebih kecil dan warna badan yang hampir hitam atau abu-abu.
Paus Pilot ini mempunyai kecenderungan yang tidak biasa yakni mendamparkan badan mereka secara massal. Di tahun 2009, setidaknya lebih dari 400 ekor paus Pilot mati lantaran mendamparkan diri mereka di pantai Tasmania. Hal tersebut lalu terulang kembali pada bulan Februari 2015 di tempat yang berbeda yakni Selandia Baru. Kali itu sebanyak lebih dari 100 paus Pilot yang mati. Banyak dugaan para peneliti akan kematian paus Pilot, namun penyebab niscaya masih menjadi misteri yang tidak terpecahkan hingga sekarang.
5. Manatee
Indian River Lagoon menjadi ekosistem biologi di Florida yang berisikan dengan banyak sekali macam tumbuhan dan binatang yang menarik. Selain itu, disanalah juga tempat dimana terjadinya kematian binatang secara massal. Kematian massal pertama ditemukan pada Juli 2012 dimana sebanyak 33 manatee (lembu laut) ditemukan mati lantaran alasannya yang tidak jelas. Beberapa bulan lalu angka kematian manatee bertambah menjadi 111 ekor. Antara bulan Januari dan Juni 2013 giliran burung pelikan yang ditemukan tak bernyawa. Sebanyak 250 hingga 300 ekor ditemukan tewas mati dengan keadaan yang memprihatinkan. Di bulan yang sama, sebanyak 46 ekor lumba-lumba Bottlenose ditemukan mati dengan kondisi yang sama.
Para jago biologi beranggapan bahwa penyebab kematian binatang massal tersebut disebabkan lantaran perubahan ekosistem dimana jumlah ganggang meningkat secara pesat dan membunuh ekosistem dari rumput maritim yang menjadi kuliner manatee. Tapi masih ada 1 elemen misterius yang menjadi penyebab kematian massal hewan-hewan tersebut.
4. Katak
Terjadi kematian massal yang misterius di Jerman dan Denmark pada tahun 2005. Kali ini binatang yang mati ialah katak. Katak dalam jumlah banyak ini ditemukan tak bernyawa dengan kondisi badan yang telah meledak. Beberapa pendapat dikemukakan atas kematian katak ini salah satunya ialah lantaran virus atau jamur yang menciptakan badan mereka meledak. Pendapat lainnya ialah isi perut dari katak ini dikeluarkan oleh kawanan burung gagak. Yang terburuknya ialah sehabis meledak, katak ini tidak eksklusif mati. Mereka masih sempat bergerak di tengah keadaan mereka yang kritis.
3. Anjing
Di Milton, Skotlandia terdapat sebuah jembatan yang berjulukan Overtoun Bridge. Di jembatan inilah dikenal sebagai tempat bunuh diri para anjing. Hal tersebut telah terjadi semenjak tahun 1950an dimana para anjing melompat menemui ajalnya di jembatan yang mempunyai tinggi 15 meter. Setidaknya sebanyak 50 ekor anjing telah ditemukan melompat dari atas jembatan semenjak kejadian pertama terjadi, termasuk 5 ekor anjing dalam jangka waktu 6 bulan di tahun 2005.
Orang Skotlandia percaya bahwa hal tersebut terjadi lantaran hal supernatural. Namun klarifikasi yang lebih masuk diakal ialah lantaran para anjing tersebut mencium anyir cerpelai sehingga memutuskan untuk melompat mencari tahu. Namun pendapat itu dibantah lantaran berdasarkan orang, anjing bukanlah binatang yang bodoh.
2. Burung
Beberapa tahun belakangan ini ditemukan kematian massal dari para burung. Di Kentucky, ratusan burung Starling dan Robin ditemukan mati di sebuah properti milik seorang wanita. Di Chile, dalam waktu 2 bulan sebanyak ribuan burung Flamingo, 1.200 pinguin, dan 60 pelikan mati. Dari sekian negara yang telah disebutkan diatas, ada suatu desa di kawasan India yang berjulukan Jatinga yang paling mengundang sentra perhatian. Di Jatinga, setiap tahunnya burung-burung ditemukan tak bernyawa di atas jalan.
Kematian massal para burung tersebut mengundang perhatian dari para peneliti. Kenapa hal tersebut sanggup terjadi? Kenapa hal tersebut terjadi di beberapa jenis burung yang berbeda? Kenapa hal tersebut terjadi di ruas kecil jalan? Kematian misterius dari burung tersebut menciptakan banyak orang yang tiba untuk melihat sendiri insiden tersebut dengan mata kepala mereka sendiri.
1. Lebah
Menjadi kematian massal binatang yang paling misterius yang terjadi di tahun 1990an ialah kematian massal dari para lebah pekerja. Para peternak lebah pada ketika itu mendokumentasikan kematian misterius tersbut dimana angka kematian rata-rata dari lebah pekerja sangat besar bila dibandingkan ketika ekspresi dominan dingin. Di tahun 2006, kematian massal para lebah pekerja itu diberi nama dengan Colony Collapse Disorder. Sindrom tersebut menjadi headline di beberapa media, dan para peternak lebah mengalami kerugian dimana jumlah lebah menjadi berkurang 30-90% selama ekspresi dominan dingin.
Terdapat beberapa alasan kenapa para lebah pekerja mati secara misterius. Ada yang beropini bahwa hal tersebut disebakan oleh mikroba, malnutrisi, dan fungisida. Tapi yang menjadi tersangka utama ialah neonicotinoids yang merupakan salah satu dari jenis pestisida.
Sumber: tahupedia