Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murah ini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Ilmuwan dari University of Tokyo menyebut, tidur siang selama lebih dari satu jam sanggup jadi ialah tanda-tanda terkena penyakit diabetes tipe 2. Tidur siang dianggap ada kaitannya dalam faktor penyebab atau meningkatkan risiko diabates.

Seperti dilansir BBC, Jumat, 16 September 2016, ilmuwan mengatakan, mengapa orang dengan tanda-tanda diabetes sering tidur siang lebih dari satu jam. Hal ini dikarenakan dampak yang dirasakan penyakit tersebut ialah kerap lelah di siang hari.


"Ada kaitan antara tidur siang yang panjang, lebih dari 60 menit, dan risiko terkena (positif) diabetes tipe 2 sebesar 45 persen. Namun tidak ada hubungan (penyakit diabetes tipe dua) dengan orang yang tidur siang kurang dari 40 menit," kata para peneliti.

Untuk pembuktian, peneliti melibatkan sebanyak 300 ribu koresponden.

Lantas seorang yang kurang tidur, kata para peneliti, juga sanggup menjadi penyebab penyakit diabetes tipe 2. Sebab, kurang tidur yang disebabkan oleh pekerjaan dan contoh kehidupan sosial, berefek pada peningkatan nafsu makan sehingga risiko diabetes tipe 2 pun meningkat.

Para peneliti menambahkan, ada kemungkinan seseorang tidur siang yang lebih panjang lantaran tidurnya di malam hari terganggu.

Tapi ini juga berbahaya untuk kesehatan. Peneliti katakan itu sanggup meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dilema jantung dan gangguan metabolik lainnya, termasuk diabetes tipe-2.


Sumber :
viva.co.id

Penelitian yang dilakukan Louisiana State University menunjukkan, orang yang suka makan pir 35 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi gemuk dibanding mereka yang tidak makan pir.

Bahkan peneliti menemukan makan pir segar membantu menurunkan faktor risiko penyakit kardiovaskular.


Berdasarkan survei National Health dan Nutrition Examination, orang yang konsumsi buah pir mempunyai berat tubuh lebih rendah dibanding yang tidak makan buah pir. Selain itu, mereka biasanya juga tidak merokok dan tidak minum alkohol atau lebih sedikit dibanding mereka yang tidak makan buah pir. Penelitian melibatkan 24.808 penerima dengan usia di atas 19 tahun.

Manfaat ini didapat alasannya pir padat nutrisi, adalah kaya akan vitamin C dan serat. Dalam satu buah pir ternyata juga mengandung 24 persen rekomendasi serat yang diharapkan tubuh. Buah pir juga bebas lemak, Kolesterol, dan sodium.

Serat sangat penting dalam konsumsi makanan sehari-hari. Adanya serat sanggup melancarkan pencernaan dan menciptakan orang merasa kenyang lebih lama. Dengan begitu, makan buah pir sanggup mencegah impian makan lebih banyak sehingga membantu penurunan berat badan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Nutrition and Food Science, manfaat jangka panjang dari konsumsi serat tinggi ibarat pir segar secara teratur sanggup mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, stroke, dan kanker.

Dengan menjaga berat tubuh atau tidak obesitas, tentunya sanggup menurunkan risiko banyak sekali penyakit kardiovaskular. Sayangnya, masih sedikit orang yang biasa konsumsi buah pir secara rutin.

Selama ini, orang-orang dinilai lebih mengenal buah apel dibanding pir. Peneliti pun mendorong biar makan pir segar masuk dalam sajian makanan sehari-hari.


Sumber :
kompas.com

Peneliti dari Universitas Standford membuat materi pakaian gres yang murah dan anti gerah.

Memublikasikan inovasinya di jurnal Science pada Jumat (2/9/2016), Yi Cui, sang peneliti, menyampaikan bahwa materi pakaian tersebut bakal membantu menghemat energi akhir pemakaian pendingin ruangan.


"Kalau Anda sanggup mendinginkan orangnya dan bukan gedungnya, maka itu akan menghemat energi," katanya.

Pada dasarnya, pakaian itu terbuat dari materi polietilen, jenis plastik yang umumnya digunakan untuk membuat botol dan kantung.

Untuk membuat materi itu, Cui mencari lebih dulu materi polietilen yang umumnya digunakan dalam pembuatan baterai.

Bahan itu punya karakteristik unik, tampak transparan jikalau dilihat dengan sinar inframerah, tetapi buram jikalau dilihat dengan sinar tampak. Dengan demikian, polietilen itu tidak transparan bagi mata manusia.

Selanjutnya, materi itu diolah dengan materi kimia tertentu sehingga uap air sanggup menembus pori-pori kecilnya.



Bagaimana materi tersebut akan membebaskan insan dari gerah?

Bahan pakaian dikala ini, yang umumnya kapas, memang mempunyai sifat menyerap keringat tetapi pada dikala yang sama juga menjebak panas.

"40-60 persen panas dilepaskan dari badan dalam sinar inframerah," kata Shanhui Fan yang juga terlibat riset.

Kebutuhan insan untuk menghadapi cuaca hambar sudah terjawab. Ada materi selimut tebal dan materi lain yang menjebak radiasi panas dalam bentuk sinar inframerah dari tubuh.

Sayangnya, tak ada studi perihal material yang sanggup memungkinkan sinar inframerah lepas dari tubuh.

Riset Fan, Cui, dan rekannya menghasilkan Material yang dikembangkannya memungkinkan radiasi panas dalam bentuk sinar inframerah dilepaskan.

Alhasil, insan sanggup terbebas dari gerah tanpa perlu kipas angin dan pendingin ruangan.

Watch Video

Bila pakaian terbuat dari materi tersebut, pemakainya sanggup mencicipi suhu sekitar 2 derajat lebih hambar daripada lingkungannya.

Kini, peneliti akan melaksanakan riset lanjutan sehingga materi sanggup berwarna dan menyerupai dengan pakaian dikala ini.


Mereka juga akan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga biayanya murah ketika diproduksi. "Kalau Anda mau buat tekstil, Anda harus sanggup membuatnya dalam skala besar dan murah," kata Cui menyerupai dikutip dalam rilis Universitas Stanford pada Kamis (1/9/2016) lalu.


Sumber :
kompas.com

Berkat teknologi, hal-hal yang dulunya tak mungkin kini dapat dilakukan. Contohnya bawah umur Sekolah Menengan Atas asal Jepang ini berhasil mengerami dan menetaskan telur ayam tanpa cangkang telurnya.

Belum usang ini sekelompok anak Sekolah Menengan Atas asal Jepang berhasil menemukan hal yang sangat menarik. Mereka sukses mengerami telur ayam dan menetaskannya tanpa cangkang.


Dengan berhasilnya eksperimen ini, mereka sukses menjadi orang pertama yang dapat menetaskan telur tanpa cangkangnya. Bagaimana bisa?

Kunci kesuksesan eksperimen ini yaitu plastik wrap biasa yang sering kita lihat dipakai untuk membungkus buah.

Mereka meregangkan plastik wrap itu kemudian memecahkan telur ayam dan memasukkan isinya ke dalam plastik tersebut.

Setelah dimasukkan dalam plastik, telur ayam ini dibungkus dengan rapat. Telur yang berada dalam plastik itu kemudian dimasukkan dalam inkubator.

Setiap hari, perkembangan telur ini menjadi ayam dapat dilihat dengan terang alasannya yaitu pelindungnya hanyalah selapis plastik yang bening.


Watch Video

Berkat inovasi ini kini kita dapat melihat perkembangan awal ayam dari ketika pertama masih tidak terlihat sama sekali sampai sudah mempunyai jantung dan berdetak.

Hasil penelitian ini sendiri telah dipublikasikan dalam sejumlah jurnal internasional. Kesuksesan bawah umur ini juga tak lepas dari tugas tutor mereka, Mr. Tahara.


Sumber :
tribunnews.com

Laut bukan hanya kawasan tinggal tetapi juga toilet. Studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS Biology pada Agustus 2011 mengungkap, sekitar 2,2 juta spesies, mulai zooplankton yang mikroskopik sampai makhluk seberat satu ton, hidup dan buang hajat di lautan.


Diantara banyak jenis hewan, paus merupakan spesies yang paling banyak menghasilkan "sampah".

Studi yang dirilis di Canadian Journal of Zoology mengungkap, Paus Sei yang bisa mencapai panjang 18 meter dan bobot 45 ton menghasilkan 627 liter urin sehari, setara 166 galon air minum.

Sementara, paus Fin sepanjang 26 meter dan berat 72.575 kilogram memproduksi 974 liter atau 257 galon urin per hari.

Jumlah feses maritim belum pernah diukur tetapi dengam gampang dijumpai di permukaan laut. Feses salah satu mamalia terbesar di Bumi ini punya warna khas dan bau yang menyengat.


Meski merupakan sampah metabolisme, urin dan feses paus berguna, menciptakan insan tetap bisa makan ikan.

Urin menyediakan nitrogen bagi lingkungan. Sementara feses selain menyediakan nitrogen juga menyuplai lautan dengan fosfor dan zat besi.

Fitoplankton, makhluk maritim kecil yang punya fungsi menyerupai pohon, memakai nutrisi dari kotoran paus untuk tumbuh.

Dengan nutrisi itu, fitoplankton bisa melaksanakan fotosintesis, menyediakan oksigen bagi makhluk maritim lainnya, serta bereproduksi.

Pertumbuhan fitoplankton berkat kotoran paus memungkinkan ekosistem maritim tetap seimbang.

Fitoplankton dimakan zooplankton. Zooplankton kemudian dimakan makhluk lain yang lebih besar. Demikian rantai masakan di lautan bekerja.


Joe Roman, mahir biologi dari Universitas Vermont, menyampaikan bahwa paus ialah "insinyur ekosistem".

Beberapa jenis paus memangsa makhluk yang hidup di maritim dalam dan membuang kotoran sisa pencernaan di permukaan lautan.

Paus menyampaikan keterhubungan antara makhluk maritim dalam dan permukaan yang tak akan mungkin bertemu.

Dewasa ini, paus ialah binatang yang banyak menghadapi ancaman. Ilmuwan memerkirakan, penurunan populasi paus akan menyebankan peristiwa alam bagi organisme yang menggantungkan hidupnya dari kotoran paus.

Jika dibiarkan, stok ikan sebagai sumber protein bagi insan terancam. Manusia mungkin akan sulit makan ikan.

"Riset menunjukkan, makin banyak paus, populasi populasi ikan juga akan meningkat. Ini sebab paus melepaskan nutrisi yang menyokong kehidupan ikan-ikan," kata Ramon menyerupai dikutip Livescience, 25 Juni 2016 lalu.


Sumber :
kompas.com

Menonton serial televisi favorit mungkin jadi acara yang paling Anda sukai di final pekan atau malam hari sepulang kerja. Sebaiknya tetap batasi durasi menonton TV bila Anda peduli pada kesuburan.


Penelitian menyimpulkan, menonton TV lebih dari lima jam sehari dapat mengurangi jumlah sperma hingga sepertiganya.

Para andal dari Universitas Copenhagen meneliti 1.200 laki-laki sehat untuk mengetahui kaitan antara gaya hidup kebanyakan duduk dengan kesuburan.

Hasilnya, laki-laki yang kebanyakan nonton televisi mempunyai jumlah sperma sekitar 37 juta permilimeter cairan, sedangkan pada yang jarang nonton TV jumlah spermanya mencapai 52 juta.

Selain itu, para laki-laki yang bahagia bersantai di depan TV juga mempunyai hormon testosteron lebih rendah. Padahal, hormon ini diharapkan badan untuk memproduksi sperma.

Kabar baiknya, duduk di depan komputer tidak memberi dampak yang sama. Hal ini kemungkinan sebab mereka yang hobi menonton TV juga punya kebiasaan jarang olahraga atau makan tidak sehat.


Sumber :
kompas.com

MARI themes

Diberdayakan oleh Blogger.